Rabu, 17 September 2014

MAKALAH FARMAKOLOGI (ANTISPASMODIK)

KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan kita berbagai macam nikmat sehingga aktivitas hidup yang kita jalani ini akan selalu membawa keberkahan, baik kehidupan alam dunia ini. Lebih-lebih lagi pada kehidupan akhirat kelak sehingga semua cita-cita serta harapan yang kita ainginkan .
Terimakasih sebelum dan sesudahnya kepada semua pihak yang telah banyak membimbing, menasehati penulis dalam bersikap yang baik dalam menuntut ilmu dan memberikan banyak pengajaran dalam menyelesaikan tugas yang beliu berkan kepada penulis selama ini dan orang tua yang telah memberikan motivasi untuk dapat lebih semagat dalam meraih cita-cita yang diinginkan oleh penulis serta teman-teman sekalian yang telah membantu baik moril maupun materil, sehingga makalah ini dapat terselesaikan dalam waktu yang telah ditentukan.
Penulis menyadari sekali didalam penyusunan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan serta banyak kekurangan-kekurangan baik dari segi bahasa maupun dalam pengkonsultasian kepada dosen serta teman-teman sekalian yang kadangkalanya menuruti egois pribadi, untuk itu besar harapan penulisan jika ada kritik dan saran yang membangun untuk lebih menyempurnakan makalah ini dilain waktua agar pengembagan tata bahasa penulis lebih baik lagi.
Harapan besar dari penyusunan makalah ini adalah mudah-mudahan apa yang penulis susun ini penuh manfaat bik untuk pribadi, teman-teman serta orang lain yang membaca untuk dapat menjadi acuan bahan diskusi dan dapat mengembangkan kreativitas bagi mahasiswa.
Serang, 01 Juni 2014
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR………………………………………………………………………..1
DAFTAR ISI………………………………………………………………………………….2
BAB I. PENDAHULUAN…………………………………………………………………...3
A.    Latar Belakang……………………………………………………………………..….3
B.     Identifikasi Masalah…………………………………………………………………...3
C.     Tujuan………………………………………………………………………………….4
BAB II. PEMBAHASAN…………………………………………………………………....,5
BAB III. PENUTUP………………………………………………………………………...10
A.    Kesimpulan…………………………………………………………………………..10
B.     Saran…………………………………………………………………………………10


BAB I
PENDAHULUAN
A.      Latar belakang
Analgetika (Obat Penghilang rasa nyeri) ialah obat yang digunakan untuk mengurangi/ menekan rasa sakit, misalnya rasa sakit kepala, otot, perut, gigi dan ebagainya. Antipiretik adalah zat-zat yang dapat mengurangi suhu tubuh. Anti pasmodik adalah obat yang membantu mengurangi atau menghentikan kejang otot di usus. Analgetik dapat meringankan rasa nyeri Tanpa menghilangkan kesadaran penderita.
Karena khasiat dari obat analgetika ini dapat mengurangi rasa sakit/ nyeri, maka obat analgetika ini menjadi sangat populer dan disenangi oleh masyarakat, meskipun tidak dapat menyembuhkan/menghilangkan penyakit dari penyebabnya. Obat analgetik, antipiretik, dan antispasmodik merupakan suatu kelompok obat yang heterogen, bahkan beberapa obat sangat berbeda secara kimia. Walaupun demikian, obat-obat ini ternyata memiliki banyak persamaan dalam efek terapi maupun efek samping. Karena itu, dalam makalah ini akan dijelaskan mengenai sifat-sifat dari obat golongan analgetik,baik dari struktur kimianya, pengaruh terhadap lingkungan maupun cara pembuatan obat itu sendiri.
B.       Identifikasi maslaah
1.    Bagaimana struktur kimia dari senyawa obat analgetika?
2.    Bagaimana pengaruh lingkungan terhadap senyawa-senyawa obat analgetika?
3.    Bagaimana sifat obat golongan analgetika?
4.    Bagaimana cara pembuatan obat golongan analgetika?
C.       Tujuan
1.      Mengetahui sifat - sifat obat, struktrur kimia, pengaruh lingkungan, dan cara pembuatan obat - obat analgetika.
2.      Mempelajari macam - macam senyawa obat analgetika
3.      Mempermudah mahasiswa dalam mengenal senyawa - senyawa obat anlalgetika


BAB II
PEMBAHASAN
A.      Pengertian Antispasmodik
Antispasmodik adalah obat yang membantu mengurangi atau menghentikan kejang otot di usus yang mungkin disebabkan diare, gastritis, tukak peptik dan sebagainya. Antiantikolinergik dengan efek antispasmodik bekerja secara antagonis kompetitif  dengan asetilkolin pada reseptor muskarinikdalam kelenjar eksokrin dan otot polos,sehingga mengahambat syaraf para simpetik,mengurangi sekresi dan pergerakan saluran cerna.antikoligernik digunakan sebagai pramedikasi pada anestesi. Antispasmodik dibagi menjadi tiga kelompok yaitu :
1.      Alkaloida solanaceae dan turunannya
Fungsinya sebagai pemblok kolinergik Atropin sulfat memiliki efek midriatik karena menyebabkan paralisis otot siliari dan iris mata,digunakan untuk obat mata pada peradangan dan luka karena kornea dan iris. Dosis setempat pada konjungtiva mata : larutan 0.5-1%,1 tetes 1-3 dd. Homatropin HBr mempunyai efek midriatik serupa dengan atropin yaitu menyebabkan paralisis otot siliari dan iris mata. Homtropin digunakan untuk pengobatan keradangan mata dan luka pada kornea atau iris. dosis : larutan 1-2% , 1 tetes 2-3dd.
Hiosiamin sulfat mempunyai efek perangsang sistem syaraf pusat lebih rendah dan aktifitas perifer lebih tinggi dibanding atropin. Digunakan untuk meringankan spasmae atau kolik saluran uroginetal dan tukok lambung. Dosis oral : 0,125-0,250 mg 3-4 dd.
Hiosin Br dapat ,menimbulkan efek narkootik atau sedatif dan bekerja sebagai penekan syaraf parasimpatik sebanding dengan atropin.digunakan sebagai antikolinergik dapat diberikan secara parenteral.setempat pada mata dan secara oral.dosis larutan : 0,25%,1 tetes 3dd. Dosis oral : 0,4-0,8 mg 1dd.
2.      Senyawa amonium kuartener sintetik
Senyawa turunan ini mudah terionisasi sehingga sukar menembus sawar darah-Otak dan tidak menimbulkan efek pada sistem saraf pusat. Butropiumbromida (coliopan) adalah senyaawa parasimpatolitik turunan hiosiamin. Bekerja sebagai antispasmodik dengan menurunkan tonus dan pergerakan saraf otot polos saluran cerna dengan cara memblok reseptor asetilkolin pada ujung saraf. Butropium juga menghambat sekresi asam lambung dan mempunyai efek antitukak lambung.
Diponium bromida mmerupakan antispasmodik yang berhubungn dengan saluran empedu, ginjal dan uroginetal. Fenpiverinium bromida merupakan antispasmodik yang berhubungan empedu, giinjal dan saluran cerna, diare kolitis dan tukak kolon. Mefenzolat bromida digunakan untuk mengurangi rasa nyeri kerena kram pada bagian bawah saluran cerna, diare, dan tukak kolon. Pipenzolat bromida berhubungan dengan jantung dan pilorus. Pivetanat etobromida (panpurol), tiemonium metil sulfat, timepidium bromida, paletamat bromida, pripinium bromida digunakan untuk nyeri saluran cerna.
3.      Senyawa amin tersier sintetik
Heksahidro adifenin HCl, disiklomin HCl, papaverin, mebeverin HCl, alverin sitrat, pramiverin mempunyai efek spasmolitik digunakan untuk nyeri saluran cerna. Mekanisme kerja belum diketahui secara pasti. Tetapi mempengaruhi relaksasi otot polos endogen. Efek samping golongan ini antara lain adalah ketidaknyamanan abdominal, mual, diare, konstipasi, dan mengantuk.
B.       Mekanisme Terjadinya Spasme Saluran Cerna
Saat terjadi gangguan keseimbangan saluran cerna yang disebabkan oleh
-     Meningkatnya produksi asam lambung
-     Adanya gas yang berlebihan dalam system pencernaan
-     Penggunaan zat atau obat yang menekan kerja saraf motorik
-     Keadaan infeksi di saluran cerna
-     Maka dinding saluran cerna yang berongga akan berkontraksi dengan rangsangan tersebut .
C.       Manifestasi Spasme Saluran Cerna
-     Adanya rasa nyeri perut yang kuat
-     Jenis rasa sakit adalah akut dan berulang-ulang
-     Peristaltik usus terdengar lambat atau tidak terdengar
-     Gelisah
-     Kondisi-kondisi ini mungkin disebabkan oleh diare, gastritis, tukak peptik (ulkus peptikum) dan sebagainya.
D.      Golongan Obat Antispasmodik
  1. Hyoscine
Obat ini beraksi pada sistem saraf otonom dan mencegah kejang otot. Obat ini biasa digunakan untuk pra pengobatan untuk mengosongkan secresi paru-paru. Obat ini juga digunakan untuk pengobatan tukak lambung.
2.      Clidinium
Kombinasi chlordiazepoxide dan clidinium bromide digunakan untuk mengobati lambung yang luka dan teriritasi. Obat ini membantu mengobati kram perut dan abdominal. Chlordiazepoxide dapat menyebabkan kecanduan. Meskipun demikian, sewaktu mengkonsumsi chlordiazepoxide dan clidinium bromide, jangan minum dengan dosis besar atau minum lebih lama dari yang dokter resepkan.
Toleransi mungkinterjadi karena pemakaian jangka panjang atau berlebihan yang membuat pengobatan kurag efektif. Obat ini harus dikonsumsi secara teratur agar pengobatannya efektif. Jangan lewatkan dosis walaupun anda pikir anda tak membutuhkannya. Jangan konsumsi kombinasi obat ini lebih dari 4 bulan atau menghentikan pengobatan tanpa konsultasi ke doakter anda terlebih dahlu.
Penghentian obat yang mendadak akan memeperparah kondisi penyakit anda dan menimbulkan gejala withdrawal symptoms (anxiousness, sleeplessness, and irritability).
  1. Mebeverine
Obat ini digolongkan sebagai obat antispasmodic. Mebeverine digunakan untuk mengobati kram dan kejang pada perut dan usus. Mebeverine khususnya digunakan dalam pengobatan irritable bowel syndrome (IBS) dan konsisi sejenis. Di Indonesia Mebeverine hanya tersedia dalam bentuk tablet.
  1. Papaverine
Papaverine digunakan untuk meningkatkan peredaran darah pada pasien dengan masalah sirkulasi darah. Papaverine bekerja dengan merelaksasi saluran darah sehingga darah dapat mengalir lebih mudah ke jantung dan seluruh tubuh. Papaverine adalah golongan alkaloid opium yang diindikasikan untuk kolik kandungan empedu dan ginjal dimana dibutuhkan relaksasi pada otot polos, emboli perifer dan mesenterik. Sediaannya selain tunggal juga ada yang dikombinasi dengan obat Metamizole
  1. Timepidium
Timepidium diindikasikan untuk sakit akibat spasme/kejang otot halus yang disebabkan oleh gastritis (radang lambung), ulkus peptikum, pankreatitis, penyakit kandung empedu dan saluran empedu, lithangiuria. Di Indonesia ada dalam bentuk sediaan oral tablet dan injeksi.
  1. Pramiverine
Pramiverine diindikasikan untuk spasme/kejang dan kolik yang terasa sangat sakit pada saluran pencernaan, saluran empedu, dan saluran kemih, dismenore (nyeri perut pada saat haid), nyeri setelah operasi. Di Indonesia ada dalam bentuk sediaan oral tablet dan injeksi.
  1. Tiemonium
Tiemonium Methylsulfate adalah obat antispasmodic antikolinergik sintetis. Tiemonium mengurangi kejang otot pada usus, bilari, kandung kemih, dan uterus. Tiemonium diindikasikan untuk nyeri pada penyakit gastrointestinal dan biliary and seperty gastroenteritis, diare, disentri, biliary colic, enterocolitis, cholecystitis, colonopathies.
E.       Tujuan penggunaan Antispasmodik
Antispasmodik dapat merelaksasi otot polos saluran pencernaan. Termasuk disini adalah obat golongan antikolinergi dan antagonis reseptor dopamine. Obat golongan ini sering digunakan untuk nyeri GI karena kontraksi yang berlebihan contohnya adalah alkaloid belladon (ekstrak belladon), antropinsulfat, propantalin bromida, dan hiosin butylbromide.
Antispasmodik diindikasikan pada gangguan saluran pencernaan yang ditandai dengan spasme otot polos dan untuk dismenore.
BAB III
PENUTUP
A.      Kesimpulan
Mekanisme kerja senyawa-senyawa yang terdapat dalam antisida berbeda-beda antara satu dengan lainnya. Senyawa-senyawa antisida tersebut juga memiliki efek samping yang berbeda-beda pula. Mengonsumsi antasida dapat menyebabkan sekresi asam lambung menjadi terhambat sehingga bisa mengakibatkan gangguan fungsi lambung. Pemberian obat antispasmodik pada penderita maag adalah untuk mengurangi kejang daripada perut.
B.       Saran
Penulisan laporan ini masih belum lengkap dan belum tertuang secara detail terhadap topik yang kami bahas. Oleh karena itu, kami menyarankan kepada penulis selanjutnya untuk menggali dan menelaah lebih dalam lagi tentang apa pengaruh lain dari antasida dan antispasmodik yang belum tertulis dalam laporan ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar