TUGAS
FARMAKOLOGI
ANTISPASMODIK
Disusun
Oleh :
PIPIT
PITRIANI
I
B
No
absen 45
NIM
2013088
AKADEMI KEPERAWATAN
PEMERINTAH DAERAH KAB.SERANG
2013 – 2014
KATA PENGANTAR
Puji
syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan kita berbagai
macam nikmat sehingga aktivitas hidup yang kita jalani ini akan selalu membawa
keberkahan, baik kehidupan alam dunia ini. Lebih-lebih lagi pada kehidupan akhirat
kelak sehingga semua cita-cita serta harapan yang kita ainginkan .
Terimakasih
sebelum dan sesudahnya kepada semua pihak yang telah banyak membimbing,
menasehati penulis dalam bersikap yang baik dalam menuntut ilmu dan memberikan
banyak pengajaran dalam menyelesaikan tugas yang beliu berkan kepada penulis
selama ini dan orang tua yang telah memberikan motivasi untuk dapat lebih
semagat dalam meraih cita-cita yang diinginkan oleh penulis serta teman-teman
sekalian yang telah membantu baik moril maupun materil, sehingga makalah ini
dapat terselesaikan dalam waktu yang telah ditentukan.
Penulis
menyadari sekali didalam penyusunan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan
serta banyak kekurangan-kekurangan baik dari segi bahasa maupun dalam
pengkonsultasian kepada dosen serta teman-teman sekalian yang kadangkalanya
menuruti egois pribadi, untuk itu besar harapan penulisan jika ada kritik dan
saran yang membangun untuk lebih menyempurnakan makalah ini dilain waktua agar
pengembagan tata bahasa penulis lebih baik lagi.
Harapan
besar dari penyusunan makalah ini adalah mudah-mudahan apa yang penulis susun
ini penuh manfaat bik untuk pribadi, teman-teman serta orang lain yang membaca
untuk dapat menjadi acuan bahan diskusi dan dapat mengembangkan kreativitas
bagi mahasiswa.
Serang, 01 Juni 2014
Penulis
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR………………………………………………………………………..1
DAFTAR
ISI………………………………………………………………………………….2
BAB I.
PENDAHULUAN…………………………………………………………………...3
A. Latar Belakang……………………………………………………………………..….3
B. Identifikasi Masalah…………………………………………………………………...3
C. Tujuan………………………………………………………………………………….4
BAB
II. PEMBAHASAN…………………………………………………………………....,5
BAB
III. PENUTUP………………………………………………………………………...10
A. Kesimpulan…………………………………………………………………………..10
B. Saran…………………………………………………………………………………10
BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Analgetika
(Obat Penghilang rasa nyeri) ialah obat yang digunakan untuk mengurangi/
menekan rasa sakit, misalnya rasa sakit kepala, otot, perut, gigi dan
ebagainya. Antipiretik adalah zat-zat yang dapat mengurangi suhu tubuh. Anti pasmodik
adalah obat yang membantu mengurangi atau menghentikan kejang otot di usus. Analgetik
dapat meringankan rasa nyeri Tanpa menghilangkan kesadaran penderita.
Karena
khasiat dari obat analgetika ini dapat mengurangi rasa sakit/ nyeri, maka obat
analgetika ini menjadi sangat populer dan disenangi oleh masyarakat, meskipun
tidak dapat menyembuhkan/menghilangkan penyakit dari penyebabnya. Obat
analgetik, antipiretik, dan antispasmodik merupakan suatu kelompok obat yang
heterogen, bahkan beberapa obat sangat berbeda secara kimia. Walaupun demikian,
obat-obat ini ternyata memiliki banyak persamaan dalam efek terapi maupun efek
samping. Karena itu, dalam makalah ini akan dijelaskan mengenai sifat-sifat
dari obat golongan analgetik,baik dari struktur kimianya, pengaruh terhadap
lingkungan maupun cara pembuatan obat itu sendiri.
B. Identifikasi maslaah
1. Bagaimana struktur kimia dari
senyawa obat analgetika?
2. Bagaimana pengaruh lingkungan
terhadap senyawa-senyawa obat analgetika?
3. Bagaimana sifat obat golongan
analgetika?
4. Bagaimana cara pembuatan obat
golongan analgetika?
C. Tujuan
1. Mengetahui sifat - sifat obat,
struktrur kimia, pengaruh lingkungan, dan cara pembuatan obat - obat analgetika.
2. Mempelajari macam - macam senyawa
obat analgetika
3. Mempermudah mahasiswa dalam mengenal
senyawa - senyawa obat anlalgetika
BAB
II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Antispasmodik
Antispasmodik
adalah obat yang membantu mengurangi atau menghentikan kejang otot di usus yang
mungkin disebabkan diare, gastritis, tukak peptik dan sebagainya. Antiantikolinergik
dengan efek antispasmodik bekerja secara antagonis kompetitif dengan asetilkolin pada reseptor
muskarinikdalam kelenjar eksokrin dan otot polos,sehingga mengahambat syaraf
para simpetik,mengurangi sekresi dan pergerakan saluran cerna.antikoligernik
digunakan sebagai pramedikasi pada anestesi. Antispasmodik dibagi menjadi tiga
kelompok yaitu :
1.
Alkaloida
solanaceae dan turunannya
Fungsinya
sebagai pemblok kolinergik Atropin sulfat memiliki efek midriatik karena
menyebabkan paralisis otot siliari dan iris mata,digunakan untuk obat mata pada
peradangan dan luka karena kornea dan iris. Dosis setempat pada konjungtiva
mata : larutan 0.5-1%,1 tetes 1-3 dd. Homatropin HBr mempunyai efek midriatik
serupa dengan atropin yaitu menyebabkan paralisis otot siliari dan iris mata.
Homtropin digunakan untuk pengobatan keradangan mata dan luka pada kornea atau
iris. dosis : larutan 1-2% , 1 tetes 2-3dd.
Hiosiamin
sulfat mempunyai efek perangsang sistem syaraf pusat lebih rendah dan aktifitas
perifer lebih tinggi dibanding atropin. Digunakan untuk meringankan spasmae
atau kolik saluran uroginetal dan tukok lambung. Dosis oral : 0,125-0,250 mg
3-4 dd.
Hiosin Br
dapat ,menimbulkan efek narkootik atau sedatif dan bekerja sebagai penekan
syaraf parasimpatik sebanding dengan atropin.digunakan sebagai antikolinergik
dapat diberikan secara parenteral.setempat pada mata dan secara oral.dosis
larutan : 0,25%,1 tetes 3dd. Dosis oral : 0,4-0,8 mg 1dd.
2.
Senyawa
amonium kuartener sintetik
Senyawa
turunan ini mudah terionisasi sehingga sukar menembus sawar darah-Otak dan
tidak menimbulkan efek pada sistem saraf pusat. Butropiumbromida (coliopan)
adalah senyaawa parasimpatolitik turunan hiosiamin. Bekerja sebagai
antispasmodik dengan menurunkan tonus dan pergerakan saraf otot polos saluran
cerna dengan cara memblok reseptor asetilkolin pada ujung saraf. Butropium juga
menghambat sekresi asam lambung dan mempunyai efek antitukak lambung.
Diponium
bromida mmerupakan antispasmodik yang berhubungn dengan saluran empedu, ginjal
dan uroginetal. Fenpiverinium bromida merupakan antispasmodik yang berhubungan
empedu, giinjal dan saluran cerna, diare kolitis dan tukak kolon. Mefenzolat
bromida digunakan untuk mengurangi rasa nyeri kerena kram pada bagian bawah
saluran cerna, diare, dan tukak kolon. Pipenzolat bromida berhubungan dengan
jantung dan pilorus. Pivetanat etobromida (panpurol), tiemonium metil sulfat,
timepidium bromida, paletamat bromida, pripinium bromida digunakan untuk nyeri
saluran cerna.
3.
Senyawa
amin tersier sintetik
Heksahidro
adifenin HCl, disiklomin HCl, papaverin, mebeverin HCl, alverin sitrat,
pramiverin mempunyai efek spasmolitik digunakan untuk nyeri saluran cerna. Mekanisme
kerja belum diketahui secara pasti. Tetapi mempengaruhi relaksasi otot polos
endogen. Efek samping golongan ini antara lain adalah ketidaknyamanan abdominal,
mual, diare, konstipasi, dan mengantuk.
B. Mekanisme Terjadinya Spasme Saluran
Cerna
Saat terjadi gangguan keseimbangan
saluran cerna yang disebabkan oleh
- Meningkatnya produksi asam lambung
- Adanya gas yang berlebihan dalam
system pencernaan
- Penggunaan zat
atau obat yang menekan kerja saraf
motorik
- Keadaan infeksi di saluran cerna
- Maka dinding saluran cerna yang
berongga akan berkontraksi dengan rangsangan tersebut .
C. Manifestasi Spasme Saluran Cerna
-
Adanya
rasa nyeri perut yang kuat
-
Jenis
rasa sakit adalah akut dan berulang-ulang
-
Peristaltik
usus terdengar lambat atau tidak terdengar
-
Gelisah
-
Kondisi-kondisi
ini mungkin disebabkan oleh diare, gastritis, tukak peptik (ulkus peptikum) dan
sebagainya.
D.
Golongan Obat
Antispasmodik
- Hyoscine
Obat ini beraksi pada sistem
saraf otonom dan mencegah kejang otot. Obat ini biasa digunakan untuk pra
pengobatan untuk mengosongkan secresi paru-paru. Obat ini juga digunakan untuk
pengobatan tukak lambung.
2.
Clidinium
Kombinasi
chlordiazepoxide dan clidinium bromide digunakan untuk mengobati lambung yang
luka dan teriritasi. Obat ini membantu mengobati kram perut dan abdominal.
Chlordiazepoxide dapat menyebabkan kecanduan. Meskipun demikian, sewaktu
mengkonsumsi chlordiazepoxide dan clidinium bromide, jangan minum dengan dosis
besar atau minum lebih lama dari yang dokter resepkan.
Toleransi
mungkinterjadi karena pemakaian jangka panjang atau berlebihan yang membuat
pengobatan kurag efektif. Obat ini harus dikonsumsi secara teratur agar
pengobatannya efektif. Jangan lewatkan dosis walaupun anda pikir anda tak
membutuhkannya. Jangan konsumsi kombinasi obat ini lebih dari 4 bulan atau
menghentikan pengobatan tanpa konsultasi ke doakter anda terlebih dahlu.
Penghentian
obat yang mendadak akan memeperparah kondisi penyakit anda dan menimbulkan
gejala withdrawal symptoms (anxiousness, sleeplessness, and irritability).
- Mebeverine
Obat ini
digolongkan sebagai obat antispasmodic. Mebeverine digunakan untuk mengobati
kram dan kejang pada perut dan usus. Mebeverine khususnya digunakan dalam
pengobatan irritable bowel syndrome (IBS) dan konsisi sejenis. Di Indonesia
Mebeverine hanya tersedia dalam bentuk tablet.
- Papaverine
Papaverine
digunakan untuk meningkatkan peredaran darah pada pasien dengan masalah
sirkulasi darah. Papaverine bekerja dengan merelaksasi saluran darah sehingga
darah dapat mengalir lebih mudah ke jantung dan seluruh tubuh. Papaverine adalah golongan alkaloid
opium yang diindikasikan untuk kolik kandungan empedu dan ginjal dimana
dibutuhkan relaksasi pada otot polos, emboli perifer dan mesenterik. Sediaannya
selain tunggal juga ada yang dikombinasi dengan obat Metamizole
- Timepidium
Timepidium
diindikasikan untuk sakit akibat spasme/kejang otot halus yang disebabkan oleh
gastritis (radang lambung), ulkus peptikum, pankreatitis, penyakit kandung
empedu dan saluran empedu, lithangiuria. Di Indonesia ada dalam bentuk sediaan
oral tablet dan injeksi.
- Pramiverine
Pramiverine
diindikasikan untuk spasme/kejang dan kolik yang terasa sangat sakit pada
saluran pencernaan, saluran empedu, dan saluran kemih, dismenore (nyeri perut
pada saat haid), nyeri setelah operasi. Di Indonesia ada dalam bentuk sediaan
oral tablet dan injeksi.
- Tiemonium
Tiemonium
Methylsulfate adalah obat antispasmodic antikolinergik sintetis. Tiemonium
mengurangi kejang otot pada usus, bilari, kandung kemih, dan uterus. Tiemonium
diindikasikan untuk nyeri pada penyakit gastrointestinal dan biliary and
seperty gastroenteritis, diare, disentri, biliary colic, enterocolitis,
cholecystitis, colonopathies.
E. Tujuan
penggunaan Antispasmodik
Antispasmodik
dapat merelaksasi otot polos saluran pencernaan. Termasuk disini adalah obat
golongan antikolinergi dan antagonis reseptor dopamine. Obat golongan ini
sering digunakan untuk nyeri GI karena kontraksi yang berlebihan contohnya
adalah alkaloid belladon (ekstrak belladon), antropinsulfat, propantalin
bromida, dan hiosin butylbromide.
Antispasmodik
diindikasikan pada gangguan saluran pencernaan yang ditandai dengan spasme otot
polos dan untuk dismenore.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Mekanisme kerja senyawa-senyawa yang
terdapat dalam antisida berbeda-beda antara satu dengan lainnya.
Senyawa-senyawa antisida tersebut juga memiliki efek samping yang berbeda-beda
pula. Mengonsumsi antasida dapat menyebabkan sekresi asam lambung menjadi
terhambat sehingga bisa mengakibatkan gangguan fungsi lambung. Pemberian obat
antispasmodik pada penderita maag adalah untuk mengurangi kejang daripada
perut.
B.
Saran
Penulisan laporan ini masih
belum lengkap dan belum tertuang secara detail terhadap topik yang kami bahas.
Oleh karena itu, kami menyarankan kepada penulis selanjutnya untuk menggali dan
menelaah lebih dalam lagi tentang apa pengaruh lain dari antasida dan
antispasmodik yang belum tertulis dalam laporan ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar