Rabu, 01 Oktober 2014

Dokumentasi Keperawatan Pada Gastritis


DOKUMENTASI KEPERAWATAN PADA GASTRITIS




KELOMPOK 1 :          
                                                            AGUNG SAPUTRO
                                                            DONI DAHLIA
                                                            IKRAR DIAN
                                                            M. RIZKI R
                                                            PIPIT PITRANI

            KELAS             :           2B

AKADEMI KEPERAWATAN PEMERINTAH KABUPATEN SERANG
2014-2015


KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan yang maha Esa, karena atas berkat dan limpahan rahmatnyalah kami dapa menyelesaikan makalah ini.
Berikut ini penulis  sebuah makalah dengan judul "Dokumentasi Keperawatan Pada Gastritis", semoga dapat memberikan manfaat yang besar bagi kita untuk mempelajari arti sebuah penyakit dan kesehatan
Melalui kata pengantar ini kami lebih dahulu meminta maaf dan memohon permakluman bila mana isi makalah ini ada kekurangan dan ada kata kata yang kurang baik.
Dengan ini kami mempersembahkan makalah ini dengan penuh rasa terima kasih dan semoga allah SWT memberkahi makalah ini sehingga dapat memberikan manfaat.


Serang, 01 Oktober 2014

Penulis







DAFTAR ISI
A.    BAB I PENDAHULUAN
1.     Kata Pengantar…………………………………………………………..                 i
2.     Latar Belakang…………………………………………………………..                 iii
3.     Rumusan Masalah……………………………………………………….                 iii
4.     Tujuan Umum …………………………………………………………..                  iv
B.    BAB II TINJAUAN TEORITIS
1.     Definisi Gastritis……………………………………………………….                   1
2.     Etiologi………………………………………………………………….                  2
3.     Patofisiologi…………………………………………………………….                  3
C.    BAB III ASUHAN KEPERAWATAN
1.     Pengkajian……………………………………………………………….                 5
2.     Diagnosa Keperawatan………………………………………………….                  8
3.     Intervensi Keperawatan…………………………………………………                  9
4.     Implementasi & Evaluasi……………………………………………….                  15
D.    DAFTAR PUSTAKA






BAB 1
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Gastritis adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan sekelompok kondisi dengan satu hal yaitu radang selaput perut . Peradangan ini  (gastritis) sering kali adalah hasil dari infeksi bakteri Helicobacter Pylori yang menyebabkan radang perut yang paling sering ditemukan. Di negara berkembang prevalensi infeksi Helicobacter Pylori pada orang dewasa mendekati angka 90%. Sedangkan pada anak-anak prevalensinya lebih tinggi lagi. Di Indonesia, prevalensi kuman ini menggunakan urea breath test. Penelitian serologis yang dilakukan secara cross sectional bertambahnya prevelansi penyakit ini sesuai dengan pertambahan usia. Penyebab penyakit ini adalah gram negative, basil yang berbentuk kurva dan batang.
 Namun, banyak faktor lain – seperti cedera – traumatis, penggunaan obat penghilang rasa sakit tertentu atau minum alkohol terlalu banyak – juga dapat berkontribusi untuk terjadinya gastritis.
Gastritis dapat terjadi secara mendadak (gastritis akut) atau bisa terjadi perlahan-lahan dari waktu ke waktu (gastritis kronis). Dalam beberapa kasus, gastritis dapat menyebabkan bisul ( ulkus )pada lambung dan peningkatan risiko kanker perut. Bagi kebanyakan orang, gastritis tidaklah serius dan dapat dengan cepat mereda bahkan sembuh dengan pengobatan.

B.    Rumusan Masalah
1.     Bagaimana konsep pada Gastritis ?
2.     Bagaimana  asuhan keperawatan pada Gastritis ?
C.    Tujuan Umum
1.     Mengetahui konsep pada Gastritis.
2.     Mengetahui asyhan keperawatan pada Gastritis.

BAB II
TINJAUAN TEORITIS
A.    DEFINISI GASTRITIS
Gastritis adalah inflamasi dari mukosa lambung (Kapita Selekta Kedokteran, Edisi Ketiga Hal 492). Gastritis adalah segala radang mukosa lambung (Buku Ajar Ilmu Bedah, Edisi Revisi hal 749).
Gastritis (dyspepsia/penyakit maag) adalah penyakit yang disebabkan oleh adanya asam lambung yang berlebih atau meningkatnya asam lambung sehingga mengakibatkan imflamasi atau peradangan dari mukosa lambung seperti teriris atau nyeri pada ulu hati. Gejala yang terjadi yaitu perut terasa perih dan mulas.
Jadi, gastritis merupakan suatu peradangan permukaan mukosa lambung yang akut dengan kerusakan erosi.
Ada dua jenis penyakit gastritis yaitu:
1.     Gastritis Akut
Gatritis Akut (inflamasi mukosa lambung) paling sering diakibatkan oleh kesalahan diit, mis. makan terlalu banyak, terlalu cepat, makan makanan yang terlalu banyak bumbu atau makanan yang terinfeksi. Penyebab lain termasuk alcohol,  aspirin, refluks empedu atau terapi radiasi. Gastritis dapat juga menjadi tanda pertama infeksi sistemik akut. Bentuk gastritis akut yang lebih parah disebabkan oleh asam kuat atau alkali yang dapat menyebabkan mukosa menjadi gangrene atau perforasi. 
2.     Gastritis Kronis
Inflamasi lambung yang berkepanjangan yang disebabkan oleh ulkus lambung jinak maupun ganas atau bakteri Helicobacter pylori. Bakteri ini berkoloni pada tempat dengan asam lambung yang pekat. Gastritis kronis diklasifikasikan sebagai tipe A atau tipe B. Tipe A berkaitan dengan penyakit autoimunmis., anemia pernisiosa. Tipe A ini terjadi pada  fundus atau korpus lambung. Tipe B (H. pylori) mengenai antrum dan pylorus. Berkaitan dengan H.pylori. factor diit sepert iminum panas, bumbu penyedap, penggunaan obat, alcohol, merokok, atau refluksisi usus ke dalam lambung.

B.    ETIOLOGI
Adapun etiologi Gastritis menurut Soeparman (2001), yaitu sebagai berikut :
1.     Gastritis adalah peradangan mukosa lambung.
2.     Gastritis erosif akut : iritasi yang dapat sembuh sendiri yang disebabkan oleh iritan (misalnya NSAID, alkohol), stres fisiologik yang berat (misalnya operasi mayor, luka bakar, ventilator), atau trauma lokal (misal pipa NG).
3.     Gastritis kronis tipe A : peradangan lambung bagian proksimal sebagai akibat anemia pernisiosa, gastritis atrofik, aklorhidria, kelainan autoimun, atau radiasi.
4.     Gastritis kronis tipe B  : peradangan lambung bagian distal atau antrum sebagai akibat infeksi Helicobacter pylori.
5.     Gastritis refluks : peradangan sebagai akibat adanya getah empedu dan pankreas dalam lambung sekunder sebagai akibat tidak ada pilorus atau pilorus yang nonfungsional (misalnya setelah gastrektomi parsial).
6.     Gastritis hemoragik : gastritis dengan peradangan yang bermakna sebagai reaksi stres yang berat (mosalnya pasien ICU, hipoksia, iskemia, uremia).
Faktor resiko dari gastritis adalah :
1.     Obat-obatan : aspirin, obat anti inflamasi non steroid (AINS).
2.     Alkohol , Kafein.
3.     Gangguan mikrosirkulasi lambung: trauma, luka baker, sepsis.
  Secara mikroskopik terdapat lesi erosi mukosa dengan lokasi berbeda. Apabila lesi erosi mukosa terdapat pada korpus dan fundus maka biasanya disebabkan oleh stress. Apabila karena obat-obatan AINS terutama ditemukan didaerah antrum namun dapat juga menyeluruh sedangkan secara mikroskopik terdapat erosi dengan regenerasi epitel dan ditemukan reaksi sel inflamasi neutrofil yang minimal.
4.     Mikroorganisme : Helicobaeter pykory ( H. philory ), salmonella

C.    PATOFISIOLOGI
Lambung merupakan tempat penyimpanan makanan pada saluran pencernaan. Makanan yang masuk ke saluran pencernaan yang mengandung zat iritan ( alcohol, nikotin, asam, dan pedas ) dan endotoksin akan menyebabkan stressor fisis. Dan stressor psikologis akan menstimulasi saraf simpatis dan parasimpatis. Kedua penyebab yaitu stressor fisis dan stressor psikologis akan menyebabkan peningkatan enzim lambung (Hcl dan Gastrin)  kemudian terjadilah akumulasi dan konsentrasi asam meningkat pada lambung.
 Akibat dari asam lambung meningkat akan mengiritasi mukosa lambung, maka terjadi lisis yang akan menimbulkan penyakit gastritis. Manifestasi dari Gastritis secara psikologis yaitu cemas. Sedangkan manifestasi klinis yaitu nyeri epigastrium, mual, anoreksia, distensi abdomen dan susah tidur. ( Soeparman, dkk, 2002 ).
Terdapat gangguan keseimbangan factor agresif dan factor divensive sehingga terjadi kerusakan atau kelainan patologi. Dengan adanya iritasi yang terus menerus, jaringan jadi mengakibatkan peradangan dan nekrosis pada dinding lambung.




Faktor - faktor penyebab iritasi lambung menurut arief  Mansjoer, 2001 :
Faktor agresif
Faktor defensive
         Asam lambung
         Pepsin
         AINSD
         Empedu
         Infeksi virus
         Infeksi bakteri ; H. pylori
         Bahan korosif; asam dan basa
         Mukus
         Bikarbonas mukosa
         Prostaglandin mikrosirkulasi















BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN GASTRITIS
A.    Pengkajian
1.     Anamnesa meliputi :
a.      Identitas Pasien
1)     Nama
2)     Usia
3)     Jenis kelamin  : tidak dipengaruhi oleh jenis kelamin
4)     Jenis pekerjaan : tidak dipengaruhi jenis pekerjaan
5)     Alamat
6)     Suku/bangsa
7)     agama       
8)     Tingkat pendidikan  : bagi orang yang tingkat pendidikan rendah/minim mendapatkan pengetahuan tentang gastritis, maka akan menganggap remeh penyakit ini, bahkan hanya menganggap gastritis sebagai sakit perut biasa dan akan memakan makanan yang dapat menimbulkan serta memperparah penyakit ini.
9)     Riwayat sakit dan kesehatan
Ø  Keluhan utama
Ø  Riwayat penyakit saat ini
Ø  Riwayat penyakit dahulu
2.     Pemeriksaan fisik : Review of System
a.      B 1 (breath)        : takhipnea
b.     B 2 (blood)        : takikardi, hipotensi, disritmia, nadi perifer lemah, pengisian perifer lambat, warna kulit pucat.
c.      B 3 (brain)          : sakit kepala, kelemahan, tingkat kesadaran dapat terganggu, disorientasi, nyeri epigastrum.  
d.     B 4 (bladder)     : oliguri, gangguan keseimbangan cairan.
e.      B 5 (bowel)        : anemia, anorexia,mual, muntah, nyeri ulu hati, tidak toleran terhadap makanan pedas.
f.      B 6 (bone)          : kelelahan, kelemahan
3.     Pemeriksaan Diagnostik
a.      Pemeriksaan darah
Tes ini digunakan untuk memeriksa apakah terdapat H. Pylori dalam darah. Hasil tes yang positif menunujukkan bahwa pasien pernah kontak dengan bakteri pada suatu waktu dalam hidupnya tapi itu tidak menunjukkan bahwa pasien tersebut terkena infeksi. Tes darah dapat juga dilakukan untuk memeriksa anemia yang terjadi akibat perdarahan lambung karena gastritis.
b.     Uji napas urea
Suatu metode diagnostik berdasarkan prinsip bahwa urea diubah oleh urease H. Pylori dalam lambung menjadi amoniak dan karbondioksida (CO2). CO2 cepat diabsorbsi melalui dinding lambung dan dapat terdeteksi dalam udara ekspirasi.
c.      Pemeriksaan feces
Tes ini memeriksa apakah terdapat bakteri H. Pylori dalam feses atau tidak. Hasil yang positif dapat mengindikasikan terjadinya infeksi. Pemeriksaan juga dilakukan terhadap adanya darah dalam feses. Hal ini menunjukkan adanya pendarahan dalam lambung.
d.     Endoskopi saluran cerna bagian atas
Dengan tes ini dapat terlihat adanya ketidaknormalan pada saluran cerna bagian atas yang mungkin tidak terlihat dari sinar-x. Tes ini dilakukan dengan cara memasukkan sebuah selang kecil yang fleksibel(endoskop) melalui mulut dan masuk ke dalam esofagus, lambung dan bagian atas usus kecil. Tenggorokan akan terlebih dahulu dianestesi sebelum endoskop dimasukkan untuk memastikan pasien merasa nyaman menjalani tes ini. Jika ada jaringan dalam saluran cerna yang terlihat mencurigakan, dokter akan mengambil sedikit sampel(biopsy) dari jaringan tersebut. Sampel itu kemudian akan dibawa ke laboratorium untuk diperiksa. Tes ini memakan waktu kurang lebih 20 sampai 30 menit. Pasien biasanya tidak langsung disuruh pulang ketika tes ini selesai, tetapi harus menunggu sampai efek dari anestesi menghilang kurang lebih satu atau dua jam. Hampir tidak ada resioko akibat tes ini. Komplikasi yang sering terjadi adalah rasa tidak nyaman pada tenggorokan akibat menelan endoskop.
e.      Rontgen saluran cerna bagian atas
Tes ini akan melihat adanya tanda-tanda gastritis atau penyakit pencernaan lainnya. Biasanya akan diminta menelan cairan barium terlebih dahulu sebelum dirontgen. Cairan ini akan melapisi saluran cerna dan akan terlihat lebih jelas ketika di rontgen.
f.      Analisis Lambung
Tes ini untuk mengetahui sekresi asam dan merupakan tekhnik penting untuk menegakkan diagnosis penyakit lambung. Suatu tabung nasogastrik dimasukkan ke dalam lambung dan dilakukan aspirasi isi lambung puasa untuk dianalisis. Analisis basal mengukur BAO( basal acid output) tanpa perangsangan. Uji ini bermanfaat untuk menegakkan diagnosis sindrom Zolinger- Elison(suatu tumor pankreas yang menyekresi gastrin dalam jumlah besar yang selanjutnya akan menyebabkan asiditas nyata).
g.     Analisis stimulasi
    Dapat dilakukan dengan mengukur pengeluaran asam maksimal (MAO, maximum acid output) setelah pemberian obat yang merangsang sekresi asam seperti histamin atau pentagastrin. Tes ini untuk mengetahui teradinya aklorhidria atau tidak.
4.     Psikososial
Meliputi perasaan pasien terhadap penyakitnya, bagaimana cara mengatasinya serta bagaimana perilaku pasien terhadap tindakan yang dilakukan terhadap dirinya, kecemasan terhadap penyakit.
B.    Diagnosa keperawatan
  1. Defisit  volume cairan kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake yang tidak adekuat dan output cair  yang berlebih ( mual dan muntah).
  2. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh  berhubungan dengan penurunan intake asupan gizi.
  3. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan fisik.
  4. Kurang pengetahuan tentang penyakit berhubungan dengan kurangnya informasi.




C.    Intervensi Keperawatan
No
Diagnosa
Tujuan (NOC)
Intervensi (NIC)
Rasional
1
Defisit  volume cairan kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake yang tidak adekuat dan output cair  yang berlebih ( mual dan muntah).

Renpra/Intervensi
Mencegah output yang berlebih dan mengoptimalkan intake cair.

1. Penuhi kebutuhan individual. Anjurkan klien untuk minum  ( Dewasa : 40-60 cc/kg/jam).
 2. Berikan cairan tambahan IV sesuai indikasi.
 3. Awasi tanda-tanda vital, evaluasi turgor kulit, pengisian kapiler dan membran mukosa.
 4. Kolaborasi pemberian cimetidine dan ranitidine
5. Intake cairan yang adekuat akan mengurangi resiko dehidrasi pasien.
1. Mengganti kehilangan cairan dan memperbaiki keseimbangan cairan dalam fase segera.
 2. Menunjukkan status dehidrasi atau kemungkinan kebutuhan untuk peningkatan penggantian cairan.
3. Cimetidine dan ranitidine berfungsi untuk menghambat sekresi asam lambung
2
Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh  berhubungan dengan penurunan intake asupan gizi.
Gangguan nutrisi teratasi

1. Reduksi stress dan farmakoterapi seperti cytoprotective agent, penghambat pompa proton, anatasida.

2. Koloborasi transfusi albumin.

3. Konsul dengan ahli diet untuk menentukan kalori / kebutuhan nutrisi .

4. Tambahan vitamin seperti B12.

5. Batasi makanan yang menyebabkan peningkatan asam lambung berlebih, dorong klien untuk menyatakan perasaan masalah tentang makan diet.

6. Berikan nutrisi melalui IV sesuai indikasi.
1. Stress menyebabkan peningkatan produksi asam lambung, untuk klien dengan gastritis penggunaan penghambat pompa proton membantu untuk mengurangi asam lambung dengan cara menutup pompa asam dalam sel lambung penghasil asam. Kemudian untuk penggunaan cytoprotective agent membantu untuk melindungi jaringan  yang melapisi lambung  dan usus kecil. pada klien dengan gastritis antasida berfungsi untuk menetralisir asam lambung dan dapat mengurangi rasa sakit.

2. Dengan tranfusi albumin diharapkan kadar albumin dalam darah kembali normal sehingga kebutuhan nutrisi kembali normal.

3. Pemasukan individu dapat dikalkulasikan dengan berbagai perhitungan yang berbeda, perlu bantuan dalam perencanaan diet yang memenuhi kebutuhan nutrisi.

4. Mencegah terjadinya anemia.

5. Keragu-raguan untuk makan mungkin diakibatkan oleh takut makanan yang menyebabkan terjadinya gejala.

6. Program ini mengistirahatkan saluran pencernaan sementara , dan memenuhi nutrisi sangat penting dan dibutuhkan.
3
Intoleransi aktifitas berhubungan dengan kelemaha fisik.

Intoleransi aktifitas teratasi.
1. Tingkatkan tirah baring atau duduk dan berikan obat sesuai dengan indikasi. 
2. Berikan lingkungan yang tenang dan nyaman.
3.Ajarkan klien metode penghematan energy untuk aktivitas (lebih baik duduk daripada berdiri saat melakukan aktivitas)

1. Tirah baring dapat meningkatkan stamina tubuh pasien sehinggga pasien dapat beraktivitas kembali.

2. Lingkungan yang nyaman dan tenang dapat mendukung pola istirahat pasien.

3. Klien dapat beraktivitas secara bertahap sehingga tidak terjadi kelemahan.
4
Kurang pengetahuan tentang penyakit berhubungan dengan kurangnya informasi.
Informasi tepat dan efektif.
1. Beri pendidikan kesehatan (penyuluhan) tentang penyakit, beri kesempatan klien atau keluarga untuk bertanya, beritahu tentang pentingnya obat-obatan untuk kesembuhan klien.

2. Evaluasi tingkat pengetahuan pasien.

3. Memberikan pengetahuan dasar dimana klien dapat membuat pilihan informasi tentang kontrol masalah kesehatan. Keterlibatan orang lain yang telah menerima masalah yang sama dapat meningkatkan koping , dapat meningkatkan terapi dan proses penyembuhan.
1. Pengkajian / evaluasi secara periodik meningkatkan pengenalan / pencegahan dini terhadap komplikasi seperti ulkus peptik dan pendarahan pada lambung

D.    Implementasi & Evaluasi
Tanggal.
No. Dx
Implementasi
Evaluasi
Paraf
Sabtu,
24 April 2010
Minggu,
25April 2010
Rabu, 28 April 2010
1.
·        Membina hubungan saling percaya
·        Mengucapkan salam
·        Memperkenalkan diri dan menjelaskan tujuan
·        Melakukan pengkajian masalah kesehatan yang dihadapi keluarga
·        Melakukan pemeriksaan fisik
·        Mengevaluasi pengkajian membuat kontrak waktu untuk melaksanakan TUK 1
·        Menjelaskan pengertian gastritis
·        Menjelaskan penyebab tanda dan gejala gastritis
·        Mengevaluasi TUK 1
·        Mendiskusikan dengan keluarga bagaimana cara merawat anggota keluarga yang terkena penyakit gastritis
·        Menanyakan kepada keluarga tentang rencana keluarga untuk mengatasi gastritis
·        Mengajarkan pada keluarga cara mengompres perut dengan air hangat menggunakan botol
S :
·        Keluarga menjawab salam dan mengerti atas tujuan yang diberikan serta menjawab salam petugas kesehatan
O :
·        Keluarga tampak percaya kepada petugas kesehatan
·        Keluarga merasa senang dengan kedatangan petugas
kesehatan
A :
Masalah teratasi
P :
Lanjutkan Intervensi
·        Klien : keluarga dapat mmemahami kedatangan petugas kesehatan
·        Perawata : kontrak waktu untuk melanjutkan TUK 1
S :
·        Keluarga mengatakan sudah mengerti tentang gastritis, penyebab, tanda dan gejala gastritis
O :
·        Keluarga dapat menjawab pertanyaan tentang pengertian gastritis
·        Keluarga dapat menyebutkan 3 dari 4 penyebab gastritis
·        Keluarga dapat menyebutkan 2 dari 4 tanda dan gejala gastritis
A :
Masalah teratasi
P :
Lanjutkan intervensi
·        Klien : keluarga dapat memahami tentang penyakit gastritis
·        Perawat : kontrak waktu  untuk TUK 2
S :
·        Keluarga mengatakan jika Ibu S sakit, ibu Sminum obat yang dibeli di apotek atau ke dokter
·        Ibu Smengatakan ingin cepat sembuh
·        Keluarga dapat merawat anggota keluarga yang sakit gastritis
O :
·        Keluarga dapat memutuskan untuk membawa Ibu S periksa ketempat berobat terdekat
·        Keluarga dapat merawat anggota yang sakit
·        Keluarga dapat melakukan cara mengompres perut dengan ir hangat
A :
Masalah teratasi
P :
·        Klien : dapat memahami bila ada anggota keluarga yang sakit maka segera dibawa kefasilitas kesehatan
·        Perawat : kontrak waktu untuk TUK 3, TUK 4, TUK 5.



BAB IV
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Gastritis adalah suatu proses inflamasi pada lapisan mukosa dan submukosa lambung dan secara hispatologi dapat dibuktikan dengan adanya infiltrasi sel-sel radang pada  daerah tersebut. 
Gastritis bukan merupakan penyakit tunggal, tetapi terbentuk dari beberapa kondisi yang kesemuanya itu mengakibatkan peradangan pada lambung. Biasanya, peradangan tersebut merupakan akibat dari infeksi oleh bakteri yang sama dengan bakteri yang dapat mengakibatkan borok di lambung yaitu Helicobacter pylori. Tetapi factor – factor lain seperti trauma fisik dan pemakaian secara terus menerus beberapa obat penghilang sakit dapat juga menyebabkan gastritis. Walaupun banyak kondisi yang dapat menyebabkan gastritis, gejala dan tanda – tanda penyakit ini sama antara satu dengan yang lainnya







DAFTAR PUSTAKA
 Doengoes,Marilyn.E.dkk.2006.Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta: Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI
Bruner & Sudart, (2002), Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, Vol. 2, Edisi 8, EGC, Jakarta
http://en.wikipedia.org, Gastritis

http://digestive.niddk.nih.gov, Gastritis, National Digestive Diseases Information Clearinghouse

Tidak ada komentar:

Posting Komentar