DOKUMENTASI KEPERAWATAN PADA
GASTRITIS
KELOMPOK
1 :
AGUNG
SAPUTRO
DONI
DAHLIA
IKRAR
DIAN
M.
RIZKI R
PIPIT
PITRANI
KELAS : 2B
AKADEMI
KEPERAWATAN PEMERINTAH KABUPATEN SERANG
2014-2015
KATA
PENGANTAR
Segala puji dan syukur
kami panjatkan kepada Tuhan yang maha Esa, karena atas berkat dan limpahan
rahmatnyalah kami dapa menyelesaikan makalah ini.
Berikut ini
penulis sebuah makalah dengan judul
"Dokumentasi Keperawatan Pada Gastritis", semoga dapat memberikan
manfaat yang besar bagi kita untuk mempelajari arti sebuah penyakit dan
kesehatan
Melalui kata pengantar
ini kami lebih dahulu meminta maaf dan memohon permakluman bila mana isi
makalah ini ada kekurangan dan ada kata kata yang kurang baik.
Dengan ini kami
mempersembahkan makalah ini dengan penuh rasa terima kasih dan semoga allah SWT
memberkahi makalah ini sehingga dapat memberikan manfaat.
Serang, 01 Oktober 2014
Penulis
DAFTAR
ISI
A.
BAB
I PENDAHULUAN
1.
Kata Pengantar………………………………………………………….. i
2.
Latar Belakang………………………………………………………….. iii
3.
Rumusan Masalah………………………………………………………. iii
4.
Tujuan Umum ………………………………………………………….. iv
B.
BAB
II TINJAUAN TEORITIS
1.
Definisi Gastritis………………………………………………………. 1
2.
Etiologi…………………………………………………………………. 2
3.
Patofisiologi……………………………………………………………. 3
C.
BAB
III ASUHAN KEPERAWATAN
1.
Pengkajian………………………………………………………………. 5
2.
Diagnosa Keperawatan…………………………………………………. 8
3.
Intervensi
Keperawatan………………………………………………… 9
4.
Implementasi &
Evaluasi………………………………………………. 15
D.
DAFTAR
PUSTAKA
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Gastritis
adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan sekelompok kondisi dengan
satu hal yaitu radang selaput perut . Peradangan ini (gastritis) sering
kali adalah hasil dari infeksi bakteri Helicobacter Pylori yang menyebabkan
radang perut yang paling sering ditemukan. Di negara berkembang prevalensi
infeksi Helicobacter Pylori pada orang dewasa mendekati angka 90%. Sedangkan
pada anak-anak prevalensinya lebih tinggi lagi. Di Indonesia, prevalensi kuman
ini menggunakan urea breath test. Penelitian serologis yang dilakukan secara
cross sectional bertambahnya prevelansi penyakit ini sesuai dengan pertambahan
usia. Penyebab penyakit ini adalah gram negative, basil yang berbentuk kurva
dan batang.
Namun,
banyak faktor lain – seperti cedera – traumatis, penggunaan obat penghilang
rasa sakit tertentu atau minum alkohol terlalu banyak – juga dapat
berkontribusi untuk terjadinya gastritis.
Gastritis
dapat terjadi secara mendadak (gastritis akut) atau bisa terjadi perlahan-lahan
dari waktu ke waktu (gastritis kronis). Dalam beberapa kasus, gastritis dapat
menyebabkan bisul ( ulkus )pada lambung dan peningkatan risiko kanker perut.
Bagi kebanyakan orang, gastritis tidaklah serius dan dapat dengan cepat mereda
bahkan sembuh dengan pengobatan.
B. Rumusan
Masalah
1.
Bagaimana konsep pada Gastritis ?
2.
Bagaimana asuhan keperawatan pada Gastritis ?
C. Tujuan
Umum
1.
Mengetahui konsep pada Gastritis.
2.
Mengetahui asyhan keperawatan pada Gastritis.
BAB
II
TINJAUAN
TEORITIS
A.
DEFINISI GASTRITIS
Gastritis adalah
inflamasi dari mukosa lambung (Kapita Selekta Kedokteran, Edisi Ketiga Hal 492).
Gastritis adalah segala radang mukosa lambung (Buku Ajar Ilmu Bedah, Edisi
Revisi hal 749).
Gastritis
(dyspepsia/penyakit maag) adalah penyakit yang disebabkan oleh adanya
asam lambung yang berlebih atau meningkatnya asam lambung sehingga
mengakibatkan imflamasi atau peradangan dari mukosa lambung seperti teriris
atau nyeri pada ulu hati. Gejala yang terjadi yaitu perut terasa perih dan
mulas.
Jadi, gastritis
merupakan suatu peradangan permukaan mukosa lambung yang akut dengan kerusakan
erosi.
Ada dua jenis penyakit gastritis
yaitu:
1.
Gastritis Akut
Gatritis
Akut (inflamasi mukosa lambung) paling sering diakibatkan oleh kesalahan diit,
mis. makan terlalu banyak, terlalu cepat, makan makanan yang terlalu banyak
bumbu atau makanan yang terinfeksi. Penyebab lain termasuk alcohol,
aspirin, refluks empedu atau terapi radiasi. Gastritis dapat juga menjadi tanda
pertama infeksi sistemik akut. Bentuk gastritis akut yang lebih parah
disebabkan oleh asam kuat atau alkali yang dapat menyebabkan mukosa menjadi
gangrene atau perforasi.
2.
Gastritis Kronis
Inflamasi
lambung yang berkepanjangan yang disebabkan oleh ulkus lambung jinak maupun
ganas atau bakteri Helicobacter pylori. Bakteri ini berkoloni pada
tempat dengan asam lambung yang pekat. Gastritis kronis diklasifikasikan
sebagai tipe A atau tipe B. Tipe A berkaitan dengan penyakit autoimunmis.,
anemia pernisiosa. Tipe A ini terjadi pada fundus atau korpus lambung.
Tipe B (H. pylori) mengenai antrum dan pylorus. Berkaitan dengan H.pylori.
factor diit sepert iminum panas, bumbu penyedap, penggunaan obat, alcohol,
merokok, atau refluksisi usus ke dalam lambung.
B.
ETIOLOGI
Adapun etiologi Gastritis menurut Soeparman (2001), yaitu
sebagai berikut :
1. Gastritis adalah peradangan mukosa
lambung.
2. Gastritis erosif akut : iritasi yang
dapat sembuh sendiri yang disebabkan oleh iritan (misalnya NSAID, alkohol),
stres fisiologik yang berat (misalnya operasi mayor, luka bakar, ventilator),
atau trauma lokal (misal pipa NG).
3. Gastritis kronis tipe A : peradangan
lambung bagian proksimal sebagai akibat anemia pernisiosa, gastritis atrofik,
aklorhidria, kelainan autoimun, atau radiasi.
4. Gastritis kronis tipe B :
peradangan lambung bagian distal atau antrum sebagai akibat infeksi Helicobacter
pylori.
5. Gastritis refluks : peradangan sebagai
akibat adanya getah empedu dan pankreas dalam lambung sekunder sebagai akibat
tidak ada pilorus atau pilorus yang nonfungsional (misalnya setelah gastrektomi
parsial).
6. Gastritis hemoragik : gastritis
dengan peradangan yang bermakna sebagai reaksi stres yang berat (mosalnya
pasien ICU, hipoksia, iskemia, uremia).
Faktor resiko dari
gastritis adalah :
1. Obat-obatan : aspirin,
obat anti inflamasi non steroid (AINS).
2. Alkohol , Kafein.
3. Gangguan
mikrosirkulasi lambung: trauma, luka baker, sepsis.
Secara mikroskopik terdapat lesi
erosi mukosa dengan lokasi berbeda. Apabila lesi erosi mukosa terdapat pada
korpus dan fundus maka biasanya disebabkan oleh stress. Apabila karena
obat-obatan AINS terutama ditemukan didaerah antrum namun dapat juga menyeluruh
sedangkan secara mikroskopik terdapat erosi dengan regenerasi epitel dan
ditemukan reaksi sel inflamasi neutrofil yang minimal.
4. Mikroorganisme :
Helicobaeter pykory ( H. philory ), salmonella
C.
PATOFISIOLOGI
Lambung merupakan tempat penyimpanan makanan pada saluran
pencernaan. Makanan yang masuk ke saluran pencernaan yang mengandung zat iritan
( alcohol, nikotin, asam, dan pedas ) dan endotoksin akan menyebabkan stressor
fisis. Dan stressor psikologis akan menstimulasi saraf simpatis dan
parasimpatis. Kedua penyebab yaitu stressor fisis dan stressor psikologis akan
menyebabkan peningkatan enzim lambung (Hcl dan Gastrin) kemudian
terjadilah akumulasi dan konsentrasi asam meningkat pada lambung.
Akibat dari asam lambung meningkat akan mengiritasi
mukosa lambung, maka terjadi lisis yang akan menimbulkan penyakit gastritis.
Manifestasi dari Gastritis secara psikologis yaitu cemas. Sedangkan manifestasi
klinis yaitu nyeri epigastrium, mual, anoreksia, distensi abdomen dan susah
tidur. ( Soeparman, dkk, 2002 ).
Terdapat gangguan keseimbangan factor agresif dan factor
divensive sehingga terjadi kerusakan atau kelainan patologi. Dengan adanya
iritasi yang terus menerus, jaringan jadi mengakibatkan peradangan dan nekrosis
pada dinding lambung.
Faktor - faktor penyebab iritasi
lambung menurut arief Mansjoer, 2001 :
Faktor agresif
|
Faktor defensive
|
Asam
lambung
Pepsin
AINSD
Empedu
Infeksi
virus
Infeksi
bakteri ; H. pylori
Bahan
korosif; asam dan basa
|
Mukus
Bikarbonas
mukosa
Prostaglandin
mikrosirkulasi
|
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN GASTRITIS
A.
Pengkajian
1.
Anamnesa meliputi :
a. Identitas Pasien
1) Nama
2) Usia
3) Jenis kelamin : tidak
dipengaruhi oleh jenis kelamin
4) Jenis pekerjaan : tidak dipengaruhi
jenis pekerjaan
5) Alamat
6) Suku/bangsa
7) agama
8) Tingkat pendidikan : bagi
orang yang tingkat pendidikan rendah/minim mendapatkan pengetahuan tentang
gastritis, maka akan menganggap remeh penyakit ini, bahkan hanya menganggap
gastritis sebagai sakit perut biasa dan akan memakan makanan yang dapat
menimbulkan serta memperparah penyakit ini.
9) Riwayat sakit dan kesehatan
Ø Keluhan utama
Ø Riwayat penyakit saat ini
Ø Riwayat penyakit dahulu
2.
Pemeriksaan fisik : Review of System
a. B 1
(breath) : takhipnea
b. B 2
(blood) : takikardi, hipotensi,
disritmia, nadi perifer lemah, pengisian perifer lambat, warna kulit pucat.
c. B 3
(brain) : sakit kepala,
kelemahan, tingkat kesadaran dapat terganggu, disorientasi, nyeri
epigastrum.
d. B 4
(bladder) : oliguri, gangguan keseimbangan cairan.
e. B 5
(bowel) : anemia, anorexia,mual,
muntah, nyeri ulu hati, tidak toleran terhadap makanan pedas.
f. B 6
(bone) : kelelahan,
kelemahan
3.
Pemeriksaan Diagnostik
a. Pemeriksaan darah
Tes ini
digunakan untuk memeriksa apakah terdapat H. Pylori dalam darah. Hasil
tes yang positif menunujukkan bahwa pasien pernah kontak dengan bakteri pada
suatu waktu dalam hidupnya tapi itu tidak menunjukkan bahwa pasien tersebut
terkena infeksi. Tes darah dapat juga dilakukan untuk memeriksa anemia yang
terjadi akibat perdarahan lambung karena gastritis.
b. Uji napas urea
Suatu
metode diagnostik berdasarkan prinsip bahwa urea diubah oleh urease H.
Pylori dalam lambung menjadi amoniak dan karbondioksida (CO2).
CO2 cepat diabsorbsi melalui dinding lambung dan dapat terdeteksi
dalam udara ekspirasi.
c. Pemeriksaan feces
Tes ini
memeriksa apakah terdapat bakteri H. Pylori dalam feses atau tidak.
Hasil yang positif dapat mengindikasikan terjadinya infeksi. Pemeriksaan juga
dilakukan terhadap adanya darah dalam feses. Hal ini menunjukkan adanya
pendarahan dalam lambung.
d. Endoskopi saluran cerna bagian atas
Dengan tes
ini dapat terlihat adanya ketidaknormalan pada saluran cerna bagian atas yang
mungkin tidak terlihat dari sinar-x. Tes ini dilakukan dengan cara memasukkan
sebuah selang kecil yang fleksibel(endoskop) melalui mulut dan masuk ke dalam
esofagus, lambung dan bagian atas usus kecil. Tenggorokan akan terlebih dahulu
dianestesi sebelum endoskop dimasukkan untuk memastikan pasien merasa nyaman
menjalani tes ini. Jika ada jaringan dalam saluran cerna yang terlihat
mencurigakan, dokter akan mengambil sedikit sampel(biopsy) dari jaringan
tersebut. Sampel itu kemudian akan dibawa ke laboratorium untuk diperiksa. Tes
ini memakan waktu kurang lebih 20 sampai 30 menit. Pasien biasanya tidak
langsung disuruh pulang ketika tes ini selesai, tetapi harus menunggu sampai
efek dari anestesi menghilang kurang lebih satu atau dua jam. Hampir tidak ada
resioko akibat tes ini. Komplikasi yang sering terjadi adalah rasa tidak nyaman
pada tenggorokan akibat menelan endoskop.
e. Rontgen saluran cerna bagian atas
Tes ini
akan melihat adanya tanda-tanda gastritis atau penyakit pencernaan lainnya.
Biasanya akan diminta menelan cairan barium terlebih dahulu sebelum dirontgen.
Cairan ini akan melapisi saluran cerna dan akan terlihat lebih jelas ketika di
rontgen.
f. Analisis Lambung
Tes ini untuk mengetahui sekresi
asam dan merupakan tekhnik penting untuk menegakkan diagnosis penyakit lambung.
Suatu tabung nasogastrik dimasukkan ke dalam lambung dan dilakukan aspirasi isi
lambung puasa untuk dianalisis. Analisis basal mengukur BAO( basal acid output)
tanpa perangsangan. Uji ini bermanfaat untuk menegakkan diagnosis sindrom
Zolinger- Elison(suatu tumor pankreas yang menyekresi gastrin dalam jumlah
besar yang selanjutnya akan menyebabkan asiditas nyata).
g. Analisis stimulasi
Dapat dilakukan dengan mengukur pengeluaran asam maksimal (MAO, maximum acid
output) setelah pemberian obat yang merangsang sekresi asam seperti histamin
atau pentagastrin. Tes ini untuk mengetahui teradinya aklorhidria atau tidak.
4.
Psikososial
Meliputi perasaan pasien terhadap
penyakitnya, bagaimana cara mengatasinya serta bagaimana perilaku pasien
terhadap tindakan yang dilakukan terhadap dirinya, kecemasan terhadap penyakit.
B.
Diagnosa
keperawatan
- Defisit volume cairan kurang dari kebutuhan tubuh
berhubungan dengan intake yang tidak adekuat dan output cair yang
berlebih ( mual dan muntah).
- Perubahan
nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan penurunan
intake asupan gizi.
- Intoleransi
aktivitas berhubungan dengan kelemahan fisik.
- Kurang
pengetahuan tentang penyakit berhubungan dengan kurangnya informasi.
C. Intervensi Keperawatan
No
|
Diagnosa
|
Tujuan (NOC)
|
Intervensi (NIC)
|
Rasional
|
1
|
Defisit volume cairan kurang dari kebutuhan tubuh
berhubungan dengan intake yang tidak adekuat dan output cair yang
berlebih ( mual dan muntah).
|
Renpra/Intervensi
Mencegah output yang berlebih dan
mengoptimalkan intake cair.
|
1.
Penuhi kebutuhan individual. Anjurkan klien untuk minum ( Dewasa : 40-60 cc/kg/jam).
2. Berikan cairan tambahan IV sesuai
indikasi.
3. Awasi tanda-tanda vital, evaluasi turgor
kulit, pengisian kapiler dan membran mukosa.
4. Kolaborasi pemberian cimetidine dan
ranitidine
5.
Intake cairan yang adekuat akan mengurangi resiko dehidrasi pasien.
|
1.
Mengganti kehilangan cairan dan memperbaiki keseimbangan cairan dalam fase
segera.
2. Menunjukkan status dehidrasi atau
kemungkinan kebutuhan untuk peningkatan penggantian cairan.
3.
Cimetidine dan ranitidine berfungsi untuk menghambat sekresi asam lambung
|
2
|
Perubahan
nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
berhubungan dengan penurunan intake asupan gizi.
|
Gangguan
nutrisi teratasi
|
1.
Reduksi stress dan farmakoterapi seperti cytoprotective agent, penghambat
pompa proton, anatasida.
2.
Koloborasi transfusi albumin.
3.
Konsul dengan ahli diet untuk menentukan kalori / kebutuhan nutrisi .
4.
Tambahan vitamin seperti B12.
5.
Batasi makanan yang menyebabkan peningkatan asam lambung berlebih, dorong
klien untuk menyatakan perasaan masalah tentang makan diet.
6.
Berikan nutrisi melalui IV sesuai indikasi.
|
1.
Stress menyebabkan peningkatan produksi asam lambung, untuk klien dengan
gastritis penggunaan penghambat pompa proton membantu untuk mengurangi asam
lambung dengan cara menutup pompa asam dalam sel lambung penghasil asam.
Kemudian untuk penggunaan cytoprotective agent membantu untuk melindungi
jaringan yang melapisi lambung dan usus kecil. pada klien dengan gastritis
antasida berfungsi untuk menetralisir asam lambung dan dapat mengurangi rasa
sakit.
2.
Dengan tranfusi albumin diharapkan kadar albumin dalam darah kembali normal
sehingga kebutuhan nutrisi kembali normal.
3.
Pemasukan individu dapat dikalkulasikan dengan berbagai perhitungan yang
berbeda, perlu bantuan dalam perencanaan diet yang memenuhi kebutuhan
nutrisi.
4.
Mencegah terjadinya anemia.
5.
Keragu-raguan untuk makan mungkin diakibatkan oleh takut makanan yang
menyebabkan terjadinya gejala.
6.
Program ini mengistirahatkan saluran pencernaan sementara , dan memenuhi
nutrisi sangat penting dan dibutuhkan.
|
3
|
Intoleransi aktifitas berhubungan dengan kelemaha fisik.
|
Intoleransi
aktifitas teratasi.
|
1. Tingkatkan tirah baring atau duduk dan berikan obat
sesuai dengan indikasi.
2. Berikan lingkungan yang tenang dan nyaman.
3.Ajarkan klien metode penghematan energy untuk aktivitas
(lebih baik duduk daripada berdiri saat melakukan aktivitas)
|
1.
Tirah baring dapat meningkatkan stamina tubuh pasien sehinggga pasien dapat
beraktivitas kembali.
2.
Lingkungan yang nyaman dan tenang dapat mendukung pola istirahat pasien.
3.
Klien dapat beraktivitas secara bertahap sehingga tidak terjadi kelemahan.
|
4
|
Kurang
pengetahuan tentang penyakit berhubungan dengan kurangnya informasi.
|
Informasi
tepat dan efektif.
|
1.
Beri pendidikan kesehatan (penyuluhan) tentang penyakit, beri kesempatan
klien atau keluarga untuk bertanya, beritahu tentang pentingnya obat-obatan
untuk kesembuhan klien.
2.
Evaluasi tingkat pengetahuan pasien.
3.
Memberikan pengetahuan dasar dimana klien dapat membuat pilihan informasi
tentang kontrol masalah kesehatan. Keterlibatan orang lain yang telah
menerima masalah yang sama dapat meningkatkan koping , dapat meningkatkan
terapi dan proses penyembuhan.
|
1.
Pengkajian / evaluasi secara periodik meningkatkan pengenalan / pencegahan
dini terhadap komplikasi seperti ulkus peptik dan pendarahan pada lambung
|
D.
Implementasi
& Evaluasi
Tanggal.
|
No. Dx
|
Implementasi
|
Evaluasi
|
Paraf
|
Sabtu,
24 April 2010
Minggu,
25April 2010
Rabu, 28 April 2010
|
1.
|
·
Membina hubungan saling percaya
·
Mengucapkan salam
·
Memperkenalkan diri dan menjelaskan tujuan
·
Melakukan pengkajian masalah kesehatan yang dihadapi keluarga
·
Melakukan pemeriksaan fisik
·
Mengevaluasi pengkajian membuat kontrak waktu untuk melaksanakan
TUK 1
·
Menjelaskan pengertian gastritis
·
Menjelaskan penyebab tanda dan gejala gastritis
·
Mengevaluasi TUK 1
·
Mendiskusikan dengan keluarga bagaimana cara merawat anggota
keluarga yang terkena penyakit gastritis
·
Menanyakan kepada keluarga tentang rencana keluarga untuk
mengatasi gastritis
·
Mengajarkan pada keluarga cara mengompres perut dengan air
hangat menggunakan botol
|
S :
·
Keluarga menjawab salam dan mengerti atas tujuan yang
diberikan serta menjawab salam petugas kesehatan
O :
·
Keluarga tampak percaya kepada petugas kesehatan
·
Keluarga merasa senang dengan kedatangan petugas
kesehatan
A :
Masalah teratasi
P :
Lanjutkan Intervensi
·
Klien : keluarga dapat mmemahami kedatangan petugas kesehatan
·
Perawata : kontrak waktu untuk melanjutkan TUK 1
S :
·
Keluarga mengatakan sudah mengerti tentang gastritis,
penyebab, tanda dan gejala gastritis
O :
·
Keluarga dapat menjawab pertanyaan tentang pengertian
gastritis
·
Keluarga dapat menyebutkan 3 dari 4 penyebab gastritis
·
Keluarga dapat menyebutkan 2 dari 4 tanda dan gejala gastritis
A :
Masalah teratasi
P :
Lanjutkan intervensi
·
Klien : keluarga dapat memahami tentang penyakit gastritis
·
Perawat : kontrak waktu untuk TUK 2
S :
·
Keluarga mengatakan jika Ibu S sakit, ibu Sminum obat yang
dibeli di apotek atau ke dokter
·
Ibu Smengatakan ingin cepat sembuh
·
Keluarga dapat merawat anggota keluarga yang sakit gastritis
O :
·
Keluarga dapat memutuskan untuk membawa Ibu S periksa ketempat
berobat terdekat
·
Keluarga dapat merawat anggota yang sakit
·
Keluarga dapat melakukan cara mengompres perut dengan ir
hangat
A :
Masalah teratasi
P :
·
Klien : dapat memahami bila ada anggota keluarga yang sakit
maka segera dibawa kefasilitas kesehatan
·
Perawat : kontrak waktu untuk TUK 3, TUK 4, TUK 5.
|
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Gastritis adalah
suatu proses inflamasi pada lapisan mukosa dan submukosa lambung dan secara
hispatologi dapat dibuktikan dengan adanya infiltrasi sel-sel radang pada
daerah tersebut.
Gastritis
bukan merupakan penyakit tunggal, tetapi terbentuk dari beberapa kondisi yang
kesemuanya itu mengakibatkan peradangan pada lambung. Biasanya, peradangan
tersebut merupakan akibat dari infeksi oleh bakteri yang sama dengan bakteri
yang dapat mengakibatkan borok di lambung yaitu Helicobacter pylori. Tetapi
factor – factor lain seperti trauma fisik dan pemakaian secara terus menerus
beberapa obat penghilang sakit dapat juga menyebabkan gastritis. Walaupun
banyak kondisi yang dapat menyebabkan gastritis, gejala dan tanda – tanda
penyakit ini sama antara satu dengan yang lainnya
DAFTAR
PUSTAKA
Doengoes,Marilyn.E.dkk.2006.Buku
Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta: Pusat Penerbitan Departemen Ilmu
Penyakit Dalam FKUI
Bruner
& Sudart, (2002), Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, Vol. 2, Edisi 8,
EGC, Jakarta
http://en.wikipedia.org,
Gastritis
http://digestive.niddk.nih.gov,
Gastritis, National Digestive Diseases Information Clearinghouse
Tidak ada komentar:
Posting Komentar